Pura Taman Ayun dapat
diartikan sebagai taman yang indah. Pura taman ayun di kelilingi TelagaTaman
ayun terletak di desa Mengwi Badung, sekitar 18 km barat laut Denpasar (atau 25
menit jika berkendaraan). Pura taman ayun
telah ditata sedemikian indah. pura taman ayun senidiri di bangun pada tahun
1634 oleh Raja.Mengwi saat itu I Gusti Agung Anom. di pura taman ayun juga
terdapat meru - meru yang menjulang tinggi dan megah diperuntukkan baik bagi
leluhur kerajaan maupun bagi para Dewa yang bestana di Pura-pura lain di Bali.
Pura Taman Ayun
adalah Pura lbu (Paibon) bagi kerajaan Mengwi. Setiap enam bulan sekali
tepatnya setiap “Selasa Kliwon Medangsia” (berdasarkan perhitungan tahun Saka)
seluruh masyarakat Mengwi merayakan piodalan selama beberapa hari memuja Tuhan
dengan segala manifestasinya.
Pura taman ayun
terdiri atas 4 halaman yang berbeda, yang satu lebih tinggi dari yang lainnya.
Halaman Pertama disebut dengan Jaba yang bisa dicapai hanya dengan melewati
satu-satunya jembatan yang berada di sisi kolam dan Pintu gerbang. Begitu masuk
di sana ada tugu kecil untuk menjaga pintu masuk dan di sebelah kanannya
terdapat bangunan luas (wantilan) dimana sering diadakan sabungan ayam saat ada
upacara.
Di halaman ini,
juga terdapat tugu air mancur yang mengarah ke 9 arah mata angin. Sambil menuju
ke halaman berikutnya, di sebelah kanan jalan terdapat sebuah komplek pura
kecil dengan nama Pura Luhuring Purnama. Areal ke tiga
pura taman ayun atau Halaman ke dua, posisinya lebih tinggi dari halaman
pertama untuk masuk ke halaman ini, pengunjung harus melewati pintu gerbang
kedua. Begitu masuk, pandangan akan tertuju pada sebuah bangunan Aling-aling
“Bale Pengubengan” yang dihiasi dengan relief menggambarkan “Dewata Nawa
Sanga”, (9 Dewa penjaga arah mata angin). Di sebelah timur
halaman ini ada satu Pura kecil disebut Pura Dalem Bekak, sedangkan di pojok
sebelah barat terdapat sebuah Balai Kulkul menjulang tinggi.
Areal ke empat
atau halaman terakhir adalah yang tertinggi dan yang paling suci. Pintu gelung
yang paling tengah akan dibuka di saat ada upacara, tempat ke luar masuknya
arca dan peralatan upacara lainnya. Sedangkan Gerbang yang di kiri kananya
adalah untuk keluar masuk kegiatan sehari-hari di pura tersebut. Halaman ini
terdapat beberapa meru menjulang tinggi dengan berbagai ukuran dan bentuk. Tiga
halaman dari Pura ini melambangkan tiga tingkat kosmologi dunia, dari yg paling
bawah adalah tempat / dunianya manusia, ke tingkat yang lebih suci yaitu tempat
bersemayamnya para dewata, serta yang terakhir melambangkan Sorga tempat
berstananya Tuhan Yang Maha Esa. Seperti dikisahkan dalam cerita kuno Adhiparwa
, keseluruhan kompleks pura menggambarkan Gunung Mahameru yang mengapung di
tengah lautan susu.
Pura ini hancur
karena gempa bumi hebat yang terjadi pada tahun 1917 dan tidak sempat dipugar
hingga tahun 1950. Candi bentar dan tugu yang tingginya mencapai 16 meter di
halaman bagian dalam Pura tersebut dibangun sesuai arsitektur Jawa, sedangkan
candi yg kecil berupa tempat duduk dari batu berjumlah 64 buah merupakan tugu
leluhur jaman megalitikum untuk mengenang para ksatria yang gugur dalam perang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar